Minggu, 29 Desember 2013

Maunya Puisi #2


       Menutup Mata dengan Tangan (judul)
 
Siang
matahari bersinar
di tempat yang lebih tinggi
pagar kayu dua melintang tiga pasak
manusia berjubah melihat langit mendung.


Tyo, abimanyu 2013
 

Sabtu, 23 November 2013

Kelas Bercerita #2



Dikelas Linguistik tadi siang.

                Dosen: Kapan kita biasanya bilang sit? Emm, biasanya ke peliharaan kita, anjing. Sit..sit..
Lalu seorang mahasiswa nyebut nama temannya sambil tertawa puas HAHAHAHAHA.
Teman lainnya menimpal ‘Parah lu coy gaboleh gitu’ tapi diakiri dengan ketawa puas juga HAHAHAHAHAHAHA.

Nunjuk orang pake telunjuk itu ya emang jari telunjuknya mengarah ke dia, tapi tiga jari lainnya mengarah ke kita. Ah lupa namanya siapa, guru gua pas SMP. Makasih Pak kata-katanya.

Kelas Bercerita #1

Mungkin FPI harus belajar sama Pak Dayat. Pagi lalu, 24 sept 2013 awal kuliah semester lima di sastra Inggris UGM mata kuliah World Literature. Pak Dayat, salah satu dosen sastra yang lumayan gua kagumin, gak maksut menye-menye dia baca ini trus gua di…… toh nilai gua selalu relative jelek dibuatnya. Yang buat gua kagum sifatnya yang gak ‘saklek’ sama keadaan apalagi kalo dibandingin dengan umurnya dan budaya Jogja yang amat kental. Dosen yang gapernah ketebak jalan pikirannya, yang slalu bikin gua ngebatin ‘shit, kenapa gua ga kepikiran begitu’ tapi, penampilannya ga semenarik pikirannya but, he has his own style and I like it.

                ‘saya gasuka pake batik karna sejarahnya batik adalah untuk kaum ningrat dan saya bukan ningrat, ningratan iya. Lagi pula batik itu jelek, warnanya dominan coklat, panas lagi’. Haha tawa kelas pecah.

Entah dari mana awalnya tadi ia sempat ngebahas kata cosmopolitan, yang menurutnya adalah orang yang bisa menerima, membaur dengan dunia. Makan pizza, make handphone, itu cosmopolitan menurutnya. Dia ambil contoh lain yaitu ajang Miss World, beberapa orang yang bilang...

         ‘itu merendahkan bangsa bla..bla…bla.. dan bla…bla..bla….Orang seperti itu pasti bukan orang cosmopolitan.'
                ‘wong ndelok wedok-wedok ayu yoo aku seneng, mung ngono tok kan, ra ngopo-ngopo kok do protes'. sambil gua angguk-angguk setuju.

Tiba-tiba kepikiran, harusnya FPI ikut kuliah ini. Gua setuju sama statement Indonesia Negara Islam terbesar di dunia. Terus kenapa? Emang kalo kita mayoritas islam, gak boleh ada penduduk beragama lain? Atau warga non-islam gak boleh bikin event? Apa pikiran mereka tuh semua aturan di Negara ini harus berdasar persetujuan dan suka-suka kalian petinggi-petinggi FPI?

Kalo iya, gua prediksiin bakal ada ribuan kebudayaan kita yang bakal musnah. Kan menurut mereka bakar menyan, naroh sesajen sebelum acara adat, atau ritual-ritual adat lainnya itu musyrik.

Kalo gua pribadi mikir, tugas kita itu cuma menyebarkan ajaran-ajaran baik dari Islam untuk semua orang, bukan maksa orang ngelakuin apa yg kalian inginkan, apa yg menurut kalian baik, apa yang menurut kalian paling benar. Dan dengan cara kekerasan. Itu yang paling bikin gua enek. Kekerasan.
Gua orang Islam, tp sampe sekarang gua gapernah setuju ada huruf I di akronim F-P-I yang kepanjangannya Front Pembela ISLAM, karna sampe sekarang gua ga ngerasa di bela tuh, dibikin malu iya. You get it? 

No offense, ini cuma pendapat pribadi. Semoga lekas sembuh, Indonesia.





Sabtu, 30 Maret 2013

Partikel


    Seperti air hujan yang turun terpapar lampu papan reklame,  seperti cat tembok kos yang mulai kusam berlumut termakan panas matahari dan lembab nya hujan, tidak penting. Lain naskah dengan suara sirene pemadam kebakaran yg menerobos hujan ditengah jl. Colombo, Jogja. Ramai, menggelegar, penuh sorotan mata. Apapun itu, benda, tulisan, suara, udara atau partikel-partikel yang selalu luput dari perhatian memiliki fungsi. Merugikan partikel lain, menguntungkan, merugikan lalu menguntungkan dan sebaliknya. Bahkan yang tak masuk golongan apapun. Karna ada partikel yang fungsinya memang tak memiliki fungsi. Banyak yang percuma disini, karna tak mungkin semuanya harus jadi penting. Terkadang.